Budak sekolah bulat rapidshare




















Aku tarik tubuh Lisa rapat di sampingku dan aku peluk dengan kemas. Lisa menggeliat manja saat aku merapatkan badanku ke tubuhnya yang kecil sehingga buah dadanya yang terasa menekan dadaku.

Mm asyikknya. Sementara itu aku cari bibirnya, Lisa merangkulkan kedua lengannya ke leherku, dengan gelojoh tiba-tiba ia pun mengucup bibirku, aku membalasnya dengan tak kurang ganasnya. Lisa termengah-mengah kehabisan nafas. Sementara itu aku tekan batangku kuat ke arah cipapnya.

Semasa berkuluman, jemari tanganku mulai merayap ke bahagian belakang tubuhnya, sampai jemari kedua tanganku berada diatas bulatan kedua belah ponggongnya. Kuramas dan kuusap-usap. Aku goyang-goyang daging di ponggongnya sehingga aku dapat merasakan kekenyalan daging ponggongnya yang padat itu. Lisa merintih dan mengerang kecil dalam cumbuanku. Lalu kurapatkan ke bahagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau batangku yang telah keras itu berlaga dengan cipapnya yang masih berbungkus.

Aku mulai menggesel-geselkan batangku. Lisa diam saja. Mungkin terasa nikmatnya. Kedua tanganku mulai berleluasa. Mencari kancingnya. Aku turunkan badanku sehingga mukaku berada di depan kelangkangnya. Setelah aku buka kancing kainnya segera aku tarik ke bawah sampai terbuka, pandanganku tak lepas dari kelangkangnya, dan kini terpampanglah di depanku seluar dalam yang berwarna putih.

Tampak kesan basah air mazinya di tengah-tengah. Aku memandang ke atas dan Lisa menatapku sambil tetap tersenyum. Wajahnya tampak merah padam menahan malu. Meminta izin. Lisa hanya menganggukan kepalanya perlahan. Kedua tanganku kembali merayap ke atas menyelusuri kedua betisnya yang kecil terus ke atas sampai kedua belah pehanya yang putih mulus tanpa cacat sedikitpun, halus sekali kulit pehanya, aku usap perlahan dan mulai meramas.

Kemudian jemari kedua tanganku merayap ke belakang. Ke ponggongnya yang bulat. Aku ramas-ramas ganas. Begitu halus, kenyal dan padat.

Ternyata Lisa pandai menjaga diri. Ketika jemari tanganku menyentuh tali bahagian atas seluar dalamnya, aku tarik ke bawah. Betapa indahnya bentuk cipapnya. Seperti kuih putu piring aje.

Di bahagian tengah bukit cipapnya terbelah. Masih tertutup rapat liang cipapnya. Di sekitar kawasan itu hanya terlihat beberapa helai bulu cipapnya. Itupun halus-halus. Begitu bersih dan putih cipap milik Lisa ni, bisik hatiku. Sedang aku menghayati keindahan cipapnya itu. Aku lihat Lisa membuka baju kurungnya. Kemudian aku tolong dia buka branya.

Wajahnya sedikit kemerahan menahan malu namun ia berusaha untuk tetap tersenyum. Buah dadanya itu memang cantik. Berbentuk bulat seperti bola tennis, warnanya putih. Puting-putingnya masih kecil. Berwarna merah muda brownish pun ada sikit-sikit. Sungguh cantik. Batangku semakin tersengguk-sengguk tak tentu hala.

Lalu Lisa menghulurkan kedua tangannya kepadaku mengajakku berdiri. Kini rasanya kami seperti sepasang kekasih saja. Lisa dah siap. Lisa akan serahkan semuanya. Seperti yang Abang.

Dan Lisa inginkan", bisiknya. Aku memeluknya. Badanku seperti terkena medan elektrik statik saat kulitku menyentuh kulit halusnya yang hangat dan mulus apalagi ketika kedua buah dadanya yang bulat menekan lembut dadaku. Jemari tanganku tak berhenti-henti mengusap ponggongnya yang telanjang. Begitu halus dan mulus. Atas katil jom. Abang dah tak tahan ni", bisikku tanpa malu-malu lagi.

Lisa tersenyum. Abang nak buat kat manapun", sahutnya. Batangku tersengguk-sengguk seolah-olah bersetuju. Dengan penuh nafsu aku segera menarik tubuhnya ke katil.

Kurebahkan tubuh Lisa yang telanjang bulat itu di atas katil, Tubuh Lisa yang telanjang bulat kelihatan dengan jelas dari hujung rambut sampai hujung kaki.

Lisa memandangku. Menunggu apa yang akan berlaku seterusnya. Aku buka baju kemejaku. Aku merayap keatas katil. Dan baring di sebelahnya. Kami berkulumam lidah sebentar. Sementara tanganku merayap ke seluruh tubuhnya. Aku usap kedua buah dadanya sambil meramas-ramas perlahan.

Kemudian tanganku turun ke bawah. Ke celah kelangkangnya. Sambil mengusap-usap di situ. Sampai terasa lelehan air mazinya di jariku. Lisa merintih-rintih kecil. Aku geserkan mukaku tepat berada di atas kedua bulatan buah dadanya, Jemari kedua tanganku mulai merayap di dua gunung miliknya itu, seolah hendak mencakar kedua buah dadanya.

Dan aku uli secukupnya gumpalan kedua buah dadanya yang kenyal dan montok. Video-video yang berkaitan. Tunjukkan lebih banyak video yang berkaitan. Tinggalkan Balasan Batal balasan Alamat e-mel anda tidak akan disiarkan. Laman web. Registration is disabled. Login Lost Password? Reset Password Enter the username or e-mail you used in your profile. Username or E-mail. Get new password.

Don't have an account? Sign up Already have an account?



0コメント

  • 1000 / 1000